TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun turun ranking, Partai Golkar mengaku tak kecewa menjadi partai urutan ketiga dalam pemilihan legislatif 2019 ini. Alasannya, perolehan kursi partai beringin ini ada di posisi kedua terbanyak setelah PDIP.
Baca: Minta Kursi Ketua MPR, Airlangga Bilang Jokowi Merespons Positif
“Alhamdulillah Partai Golkar masih berada di urutan kedua perolehan kursi DPR RI. Dalam pemilihan legislatif, tentu yang dilihat adalah perolehan kursinya karena kursi di DPR RI lah yang menjadi barometer perolehan pemilu legislatif,” ujar Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media dan Penggalangan Opini, Ace Hasan Syadzily lewat keterangan tertulis pada Selasa, 21 Mei 2019.
Dalam pileg kali ini, Partai Golkar memperoleh kursi 85 kursi, di bawah PDIP yang memperoleh 129 kursi. Sementara Gerindra di urutan ketiga dengan perolehan kursi sebanyak 78 kursi. Setelah badai yang menimpa Golkar, ujar Ace, perolehan tersebut merupakan sebuah prestasi bagi Golkar.
”Kami berhasil mematahkan berbagai prediksi berbagai pihak yang pada awalnya Golkar akan turun secara drastis, bahkan ada yang menyebut sampai dikisaran 6-9 persen. Namun Alhamdulillah partai Golkar masih dapat bertahan,” ujar Ace.
Dalam dua kali pemilu belakangan ini, PDIP, Golkar, dan Gerindra merupakan partai-partai yang menempati posisi tiga besar. Adapun PDIP mampu mempertahankan gelarnya sebagai pemenang pemilu selama dua periode berturut-turut dengan perolehan 27.053.961 atau 19,33 persen suara. Suara PDIP naik cukup signifikan dari pileg 2014 yaitu sebesar 23.681.471 atau 18,95 persen suara.
Sementara itu, Golkar dan Gerindra bertukar posisi. Partai Gerindra naik peringkat menjadi ranking kedua dalam kontestasi Pileg 2019 dengan perolehan suara 17.594.839 atau 12,57 persen suara. Gerindra naik satu tingkat dari hasil Pileg 2014 yang menempatkannya pada urutan ketiga. Saat itu, Gerindra mendapatkan 14.760.371 atau 11,81 persen suara.
Sementara itu, Partai Golkar turun ranking dari urutan kedua menjadi ketiga. Perolehan suaranya pada Pileg 2019 ini sebesar 17.229.789 atau 12,31 persen suara. Pada Pileg 2014, Partai Golkar mendapatkan 18.432.312 atau 14,75 persen suara.
Setelah terpilih menjadi Ketua Umum Golkar dalam Munaslub 2017 lalu, Airlangga Hartarto memang berjanji untuk mengembalikan citra Golkar, pasca-bekas Ketua Umum partai berlambang beringin itu, Setya Novanto tersangkut kasus korupsi e-KTP.
Baca: Golkar Incar Kursi Ketua MPR, Jokowi: Semua Menginginkan
Airlangga berkali-kali berjanji akan merebut kembali kejayaan Partai Golkar di bawah pimpinannya. "Kami pernah jadi nomor satu, nomor dua, tapi kita tidak akan pernah menerima nasib menjadi partai nomor tiga," kata Airlangga saat membuka rapat pimpinan nasional (Rapimnas) III Partai Golkar di Jakarta Convention Center pada Senin, 18 Desember 2017.